seorang penulis sedang belajar

Halaman

Minggu, 14 April 2019

Figur Warisan

Figur Warisan.

         Banyak sekali tokoh tokoh public,tokoh masyarakat,tokoh agama dan lain lain yang kita kenal, tidak lain tokoh atau figur figur tersebut kita mengenal karena mereka memiliki pengaruh yang besar dalam kehidupan bermasyarakat. Kenapa hanya sebagian orang yang memiliki pengaruh besar dan mereka disebut figure? Tentunya karena mereka telah berbuat sesuatu  untuk negeri atau daerahnya. Berbuat sesuatu disini memiliki artian yang sangat luas mulai dari menciptakan karya,mendirikan komunitas dan masih banyak lagi yang intinya memiliki pengaruh positif bagi masyarakat sekitar dan mereka melakukanya secara konsisten dan oleh sebab itulah mereka disebut figure.
   
          Namun ada sebuah kegelisahan yang saya rasakan mengenai figure yaitu “figure warisan” apa itu figure warisan? Tahun 2019 adalah tahun politik yang dimana tahun ini kita menentukan presiden dan wakil presiden kita dan tahun ini kita memilih wakil wakil  rakyat kita untuk menyampaikan aspirasi kita, tentunya banyak orang yang berpengaruh besar atau figure yang mencalonkan menjadi anggota legislatif dan banyak sekali para pemuda millennial mencalonkan diri menjadi anggota dewan . Sebuah kebanggaan pemuda berani mencalonkan diri dengan berharap dapat menampung dan menyampaikan aspirasi pemuda dan pemudi, tetapi pertanyaanya adalah sejauh mana jam terbang mereka di masyarakat? Kenapa mereka berani mencalonkan diri menjadi anggota dewan dan apa tujuan mereka sebenarnya?. Tentunya orang yang mencalonkan diri menjadi anggota dewan memiliki pengaruh yang besar atau figure yang kuat tetapi yang saya rasakan banyak sekali pemuda yang mencalonkan diri menjadi anggota dewan bermodalkan tampang orangtuanya. Kita lihat saja spanduk spanduk calon anggota dewan banyak sekali yang menyeret tampang orang tuanya. Saya tidak menyalahkan pemuda yang mencalonkan diri menjadi anggota dewan namun saya pribadi menyayangkan pemuda seperti itu menggunakan figure orangtuanya atau bahkan kakeknya atau tampang yang lain, yang intinya bermodalkan figure yang diwariskan.
    
           Saking ambisinya baru saja selesai dengan pendidikan telah mencalonkan menjadi anggota dewan dan sekali lagi saya tidak menyalahkan tetapi seharusnya mereka berbuat terlebih dahulu untuk negeri ini, untuk daerah ini, ciptakanlah sesuatu untuk kemajuan yang positif dimasyarakat sehingga banyak ilmu dan pengalaman yang didapat. Buatlah figure itu menjadi kuat dengan berkarya dan membawa pengaruh yang positif dimasyarakat, karena kita memilih kamu bukan karena jasa orang tuamu. Itulah Figure Warisan….

          Figur warisan inilah yang menyebabkan suatu daerah memiliki dinasti kekuasaan, kondisi yang sebenarnya tidak diharapkan karena masih banyak tokoh,figure yang lebih berkualitas dan lebih berkarya dibandingkan dengan figure hasil membuntuti orangtua yang berkuasa atau jasa dari keluaganya dimasyarakat.
Share:

Senin, 11 Februari 2019

Orang Dalam || Humor Cerdas


Orang Dalam
(Humor Cerdas)

Suatu hari ada seorang guru sedang mengajari siswa siswinya di sebuah Sekolah Dasar, Guru ini  bercerita kepada anak didiknya bahwa menjadi guru itu sebuah pekerjaan mulia dan sering mendapatkan kemudahan. Terjadilah percakapan guru tersebut dengan siswa siswinya.

Guru: Saya ini dimana mana enak karna murid murid saya banyak yang berhasil.
Salah seorang siswa menjawab: enak bagaimana pak guru?
Guru: enaklah dimana mana ada orang dalam, jadinya semua saya lakuin itu mudah.
Siswa A: contohnya orang dalam itu bagaimana pak guru?
Guru: saya pernah ditilang oleh polisi tapi saya gak ditahan, karena ada orang dalam, saya juga nih anak anak pernah ke dokter tanpa ngantri ya biasa ada orang dalam lagi, saya juga dulu pernah ngurus ngurus surat seperti KTP,KK itu cepat ketimbang orang lainnn, ya karena apalagi kalau bukan ada orang dalam, jadinya semuanya serba mudah dan hemat ya karena ada orang dalam itu tadi. Makanya kalian nanti harus jadi orang sukses supaya gampang ngurus apa saja karena kalian punya orang dalam

Lalu guru tersebut menanyakan kepada siswa siswinya cita cita apa yang ingin mereka raih.

Guru: oke kalau kayak gitu kalian semua beritaukan kepada saya apa cita cita kalian
Siswa A: cita cita saya menjadi polisi pakk!!
Guru : bagus nak, nanti bisa bantu keluargamu dan pak guru!!
Siswa B: saya mau jadi dokter pakkk!!!
Guru: Wahhh mantap nihh….
Siswa C berteriak dengan lantang menyebutkan cita citanya
Siswa C: saya pak guruuu cita cita saya jadi ORANG DALAM!!!
Guru tersebut kaget dan berkata
Guru: orang dalam bukan cita cita nak…
Siswa C: lah kok bukan cita cita sih pak guru, kan tadi pak guru ceritakan di setiap apa saja pak guru lakukan itu mudah mulai dari polisi,kantoran,dokter semuanya jadi mudah karena orang dalam, makanya mending  langsung jadi orang dalam pak guruuu….



Maksudnya dari cerita tersebut
Jangan bangga terhadap jabatan yang sering kita gunakan untuk melegalkan segala kegiatan hanya untuk kepentingan pribadi.


terimakasih
Share:

Jumat, 08 Februari 2019

Sapaan Orang ATHEIS

Sapaan Orang Ateis

Assalamualaikum semuanya…
         Zaman yang semakin maju membuat manusia semakin canggih dalam berkehidupan.  Tidak luput cara berkomunikasi manusia sekarang semakin canggih, tinggal memodalkan Hanphone + Internet kita bisa menjangkau semuanya . Sesuatu yang jauh akan menjadi dekat dengan penggunaan fitur social media tapi semakin lama cara berkomunikasi di social media semakin aneh dan tidak beradab apalagi kita adalah Negara yang beragama, memiliki norma dan adab dalam berkomunikasi.
        Sebelumnya saya pernah menuliskan artikel di laman facebook saya yang berjudul “ P apa artinya” dalam tulisan itu saya menyinggung cara berkomunikasi di social media dan sekarang saya akan menambahkannya karena masih banyak diantara kita berkomunikasi di social media yang tidak memiliki adab.
       Cara kita berkomunikasi di social media biasanya akan ada yang mengawali  dan awalan dalam komunikasi inilah yang biasanya orang tidak memperhatikan  dan kita telah terbiasa dengan sesuatu yang tidak beradab yaitu mengawali  dalam komunikasi  dengan istilah atau sapaan yang tidak ada manfaat dan nilai komunikasinya ,seperti awalan “P, P, P, P” atau “Oet”. Entah datang dari mana istilah “P” tersebut sehingga dijadikan awalan untuk komunikasi di setiap social media . Awalan tersebut tidak salah tapi tidak etis saja kita gunakan karena kita adalah negara beragama yang semuanya ada adabnya termasuk sapaan atau salam ke sesema.
       Islam memilki salam yang mulia “ Assalamualaikum”  Hindu "Om Swastyastu"  Katolik “Shalom”  Konghucu  "Wei De Dong Tian"  Kristen “Shalom Aleichem b’Shem Ha Mashiach" Budha  Sotthi hotu”.  Semua salam tersebut mengandung doa dan ucapan kedamaian antar sesama. Betapa manfaatnya ucapan salam tersebut kita gunakan ketimbang menggunakan istilah istilah yang tidak ada manfaatnya seperti “P”. Bukan hanya bermanfaat tapi selaku kita orang muslim ketika kita mengucapkan salam kita mendapatkan kebaikan atau pahala, assalamualaikum 10 pahala+warrahmatullahi 20 pahala+ wabarakatuh 30 pahala.
    Sebagian ulama menjelaskan juga bahwa nilai pahala ucapan dengan apa yang dituliskan itu sama saja. Jadi ketika kita menuliskan salam di dalam social media kita akan mendapatkan kebaikan atau pahala ketimbang kita mengucapkan “P” yang tidak ada artinya dan tidak bermanfaat bagi kita.
           Nilai salam sangat tinggi manfaatnya, bahkan rasulullah pernah bersabda dalam sebuah hadits bahwa amalan islam yang paling baik adalah, memberikan makan kepada orang yang membutuhkan dan mengucapkan salam kepada orang yang engkau kenali dan orang yang engkau tidak kenali. Jadi salam merupakan amalan yang paling baik dan sekarang sudah mulai ditinggalkan dikarenakan banyak diantara kita menggunakan sapaan yang tidak ada arti, tidak ada manfaat dan sapaan sapaan yang dianggap gaul.
         Salam juga merupakan ucapan kedamain dan ucapan yang membuat saudara kita saling mencintai dengan tulus sebagaimana yang dikatakan oleh Umar bin khatab, 3 hal  yang membuat saudaramu saling mencintai dan salah satunya adalah mengucapkan salam. Saking mulianya salam bahkan sahabat nabi yang bernama  Abdullah bin umar memiliki hobi atau kebiasaan yang sangat unik yaitu  setiap sorenya Abdullah bin umar selalu mengelilingi pasar tapi bukan untuk berniaga melainkan untuk menebarkan salam disetiap orang yang ia jumpai.
     Dari keutamaan dan kemulian salam tersebut, lalu kenapa kita tidak ingin mengucapkannya atau menuliskan dalam setiap awal kita komunikasi dengan teman,kerabat, keluarga atau orang yang kita tidak kenali sekalipun. Tidak rugi dan tidak ada kesulitan kita menuliskan salam ketimbang kita menyampaikan isitilah”P”, hanya beberapa huruf saja itu pasti tidak memberatkan kita semua,bahkan ada juga system keyboard dalam hp kita yang sudah terotomatis hanya menuliskan huruf depan saja sudah ketebak apa yang ingin kita tulis. Jadi bukan karena kesusahan kita menuliskan salam tapi kebiasaan yang harus kita mulai menciptakan disetiap awal kita berkomunikasi dengan siapapun terutama di social media.

    Jadi ayo kita mulai menebarkan salam dan tinggalkan istilah”P” karena semua agama di Indonesia memiliki salam salam yang sangat mulia ketimbang istilah “P’ yang entah dari agama mana istilah tersebut, yang berarti hanya orang orang atheis yang menggunakannya, oleh karena itu ayo kita menebarkan salam dan jadilah Abdullah bin umar masa kini yang menebarkan salam kepada siapapun termasuk dalam social media.
Share:

Minggu, 27 Januari 2019

Anak Anak Tidak boleh berOrganisasi?

Jenjang sekolah adalah tempat dimana kita mengenyam pendidikan, mulai dari sekolah dasar sampai dengan sekolah menengah atas. Para pelajar akan mengenal kata ektrakurikuler dan organisasi pada saat mereka bersekolah, yang biasanya mereka akan mulai mendengar ketika beranjak masuk sekolah menengah pertama(smp). Para pelajar berhak untuk menentukan pilihannya untuk masuk suatu organisasi atau tidak.
   Banyak sekali pilihan organisasi di sekolah, mulai dari PMR,PRAMUKA, TEATER, dan yang peling ngehits adalah OSIS. Banyak pelajar yang ingin masuk ke suatu organisasi dan banyak juga pelajar yang tidak ingin masuk organisasi.
     Ada juga anak yang ingin masuk ke organisasi tetapi tidak bisa, karena ada beberapa alasan yang menuntutnya  untuk tidak boleh masuk ke organisasi. Contohnya adalah dilarang oleh orang tua dengan alasan “tidak ada manfaatnya kamu masuk organisasi, buang buang waktu,tenaga,pikiran mending kamu belajar matematika,fisika,kimia yang lebih bermanfaat ketimbang organisasi yang gak jelas untuk masa depan!” coletahan tersebut biasa kita dengar ketika orang tua kita melarang untuk mengikuti organisasi.
     Bukan hanya orang tua tapi sering kali juga ada guru yang melarang kita untuk ikut berorganisasi dengan alasan” kalian gak usah ikut organisasi nanti pelajaran kalian terbengkalai dan kalau udah terbengkalai nanti nilai kalian turun dan juara kalian juga turun” atau ada juga guru yang tidak menyukai anak anak yang berorganisasi sehingga sering meninggalkan pelajaran hanya untuk kepentingan organisasi dan guru tersebut memberi nilai yang rendah terhadap anak anak yang mengikuti organisasi.
    Banyaknya pengaruh mulai dari orangtua,guru terhadap buruknya organisasi membuat anak anak sekarang tidak mau masuk organisasi. Tidak semunya sih yang tidak masuk organisasi dipengaruhi oleh orangtua atau guru mereka, ada juga yang memang malas tidak mau masuk organisasi karena dasarnya tidak ada sifat sosial dalam diri mereka.
   Apakah benar alasan dan argumentasi mereka terhadap organisasi berdampak buruk bagi anak anak?. Sejatinya organisasi adalah wadah yang dimana terdapat anggota dan ketua untuk mengurusi atau menyelesaikan suatu permalasahan, sehingga para anggota dituntut untuk menyelesaikan suatu masalah dengan profesionalisme,detail,dan tepat.
   Di dalam organisasi juga, anak anak akan dilatih untuk memecahkan suatu masalah dan bagaimana mengambil sikap jika pendapat kita tidak diambil dalam pemecahan suatu masalah sehingga anak anak terbiasa dalam pengambilan keputusan,bersikap dewasa atau saling menghargai, juga akan terbiasa berbicara dan mengemukakan pendapat di muka umum. Sehingga tidak ada namanya rasa minder,tidak percaya diri,malu dan lain lain dalam diri seorang anak yang berorganisasi.
   Anak anak yang memiliki kegiatan  diluar pendidikan formal melatihnya dirinya untuk inisiatif. Inilah sebabnya anak anak memiliki pribadi inisiatif yang tinggi dan memiliki jiwa sosial serta mereka akan merasa diperlukan dalam organisasi yang membuat pribadi mereka berguna.
   Tuntutan dalam suatu organisasi membuat anak anak cenderung kreatif, karena kreatifitas akan muncul ketika waktu yang terdesak atau istilahnya ”the power of  kepepet”. Selain itu, anak anak dalam organisasi belajar memimpin diri sendiri sehingga ketika mereka bergaul dengan teman temannya, anak yang berorganisasi akan kelihatan berbeda jiwa leadershipnya dan biasanya akan menjadi patokan bagi teman temannya yang lain.
   Jadi anak anak akan memiliki pribadi yang lebih baik jika mereka masuk organisasi dan memang pribadi seperti ini, tidak akan  langsung muncul pada saat sekarang tetapi pribadi pribadi tersebut akan tertanam dalam diri mereka dan akan muncul di kemudian hari. Biasanya pribadi pribadi tersebut akan lebih berguna di hadapan publik ketimbang ilmu pendidikan formal yang mereka dapati.

Itulah mengapa seharusnya anak anak tidak boleh dilarang dalam beroganisasi, tetapi ingat itu semua akan tertanam dalam diri kalian jika kalian mengikuti organisasi dengan fokus dan terlibat aktif di dalamnya. 
Share:

Sponsor

BTemplates.com

Labels